Skip to content
Sekolah Nasional Nusaputera
  • Tentang Nusaputera
  • Akademik
  • Program Internasional
  • Pendaftaran
  • Unit Penunjang
  • Alumni
  • More
    • Kerjasama
    • News
    • Lowongan Kerja

Kegiatan 1000 Kasih

  • February 17, 2022February 17, 2022

Sekolah Nasional Nusaputera mengadakan Kegiatan 1000 Kasih yang berlangsung pada hari Senin, 14 Februari 2022, pkl 09.00, dengan diadakan ceremonial sederhana pembagian sembako bagi siswa siswi, karyawan dari jenjang TK- SMK 2 dan masyarakat di sekitar sekolah. Hasil pengumpulan uang dari jenjang TK- SMK 2 sebanyak Rp 7.618.000 untuk 80 paket sembako.

Selain itu Kegiatan 1000 kasih juga bekerja sama dengan Panitia HUT Nusaputera ke 64, mengunjungi Panti Asuhan Eunike dalam rangka berbagi kasih kepada anak-anak di sana dan memberikan 38 bingkisan untuk anak2, serta simbolis pagi ketua pengurus panti asuhan. Kami bersama-sama berdinamika dan berkenalan satu dengan yang lain.

Education, your best Investment

  • February 9, 2022February 9, 2022

SMK Nusaputera 1 dan SMK Nusaputera 2 masuk dalam…

  • February 8, 2022February 8, 2022

Euforia Guru PPPK Terkikisnya ‘Gate Keeper’ Kualitas Pendidikan di…

  • January 24, 2022January 24, 2022

Oleh: Ratna Wulandari MSi dan Nining Tri Palupi MPd, Praktisi Pendidikan di Kota Semarang

KUALITAS Pendidikan mencerminkan bagaimana proses transfer pengetahuan berhasil dilakukan. Pendidikan dalam arti yang komprehensif adalah bagaimana ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap sampai dengan sangat baik kepada peserta didik sehingga menjadikan istilah kualitas pendidikan tersebut utuh dalam membentuk sebuah pribadi. Dengan demikian paradigma kualitas pendidikan tidak hanya berbicara prestasi akademik dan prestasi non akademik saja melainkan juga mencakup prestasi dalam hal keterampilan dan prestasi dalam hal menyikapi hidup dan kondisi terkini.

Berbicara kualitas pendidikan tidak akan pernah lepas dari sumber daya manusia di sebuah instansi pendidikan yang disebut guru. Peran guru akan membawa luaran bagaimana kualitas sebuah pendidikan akan dipersepsikan. Guru menjadi pilar utama dalam membangun dan menjadi “gate keeper” kualitas pendidikan di samping pilar-pilar yang lain yaitu kurikulum dan sarana prasarana. Ibarat sebuah resto guru adalah “koki” yang akan menyajikan menu layak dan nikmat untuk dihidangkan dan dinikmati oleh pembeli. Ibarat sebuah kafe, guru adalah “barista” yang siap menyajikan kopi yang sungguh nikmat untuk diminum. Kapankah “koki” atau “barista” tersebut dapat menyajikan menu yang nikmat, adalah setelah melewati sebuah proses, baik melalui berbagai pelatihan maupun pengalaman-pengalaman nyata dalam membuat menu dan kopi yang sudah dilalui.

Guru dalam sebuah instansi pendidikan pun demikian. Menjadi guru yang berkualitas dan professional tidak lahir dalam satu hari melainkan melalui sebuah proses, proses pengembangan yang dilakukan baik pendidikan dan pelatihan secara formal serta melalui pengalam nyata saat melakukan kegiatan pembelajaran.

Beberapa waktu lalu, pengelola sekolah swasta ternyata dikejutkan dengan penerimaan Guru melalui program perekrutan Pegawai Pemerintah dalam Perjanjian Kerja (PPPK). Memakai istilah “ternyata” karena sebetulnya program PPPK sudah beberapa waktu didengar bahkan mungkin sudah pula diketahui dan dipelajari. Namun di ujungnya, saat beberapa guru dicabut secara “terkondisi” dari sekolahnya, tetap saja membuat situasi sekolah menjadi gundah dan pasti goyah. Selain rekrutmen dilakukan di tengah proses pembelajaran sedang aktif dilakukan, tetapi juga yang terpenting karena  guru yang terambil adalah guru-guru “baik” yang sudah melalui sebuah proses untuk menjadi guru profesional.

Bagaimana keberlanjutan sekolah yang terambil beberapa gurunya untuk melanjutkan proses pembelajaran? Apakah mudah sekolah swasta mencari pengganti guru yang terambil di tengah perjalanan proses pembelajaran? Dan yang terpenting bagaimana sekolah menjaga kualitas pembelajaran yang berkualitas nampaknya luput dari pemikiran para pengambil kebijakan. Fenomena “kehilangan” ini pasti mendominasi sekolah swasta yang terambil guru-gurunya.

Program yang digulirkan para pengambil kebijakan tentu punya tujuan. Hanya kajian dari hulu sampai ke hilir ternyata masih ada yang terlewatkan. Terutama untuk keberpihakan pada keberlanjutan dan tumbuh kembangnya sekolah swasta. Berbicara tentang sekolah swasta, pada saat pemerintah memberikan izin sebuah sekolah swasta beroperasi, tentu pemerintah akan memberikan dukungan penuh terhadap bertumbuh dan berkembangnya sekolah tersebut. Pada kenyataannya dekolah swasta banyak bertumbuh di Indonesia dan dalam perkembangannya pun banyak sekolah swasta yang berkembang menjadi sekolah berkualitas dan punya nama besar.

Dalam proses bertumbuhnya kualitas pendidikan di sebuah sekolah swasta tidak terlepas bagaimana upaya sekolah tersebut dalam memproses tenaga pendidiknya untuk menjadi tenaga pendidik yang berkualitas dan profesional. Investasi besar diupayakan baik dari sisi biaya, waktu dan kesempatan Pendidikan serta pelatihan untuk membuat “penjaga” proses pendidikannya berkualitas. Tetapi “naif” nya setelah proses itu dilakukan, beberapa guru-guru baik itu diambil secara terkondisi, di tengah perjalanan pembelajaran pula. Kenapa menyebut guru-guru baik, karena yang terambil adalah guru yang sudah melewati sekian waktu pengabdian yang tentu saja sudah melewati proses pembentukan untuk menjadi seorang guru berkualitas bahkan guru profesional.

Dari sisi apapun dipersepsikan, kenyataannya saat ini sekolah swasta sedang menangis. Menangis karena “gate keeper” kualitas pendidikannya terambil. Terlebih menangis karena harus membangun kembali dari nol untuk guru baru yang akan direkrut. Apalagi jika nanti program ini akan berlanjut digulirkan oleh pengambil kebijakan.

Bahwa program ini punya tujuan baik itu pun juga diyakini, mari kita lihat dua sisi mata uang dari program ini. Sisi yang positif, program yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan bagi guru tentu saja menjadi program yang luar biasa dan penghargaan tertinggi bagi guru yang sudah berperan dalam mencerdaskan kehidupan generasi penerus bangsa. Bagi guru yang menerima program ini tentu akan menjadi “anugerah” yang sangat disyukuri. Di sisi lain mari dilihat dampak kurangnya. Selain mengambil guru-guru baik yang seperti tertulis di atas, program ini juga berdampak terjadinya proses “hukum rimba”, siapa yang kuat dialah yang akan dapat. Bagaimana tidak karena beberapa hari dalam minggu ini, banyak lowker dibuka di media dan media sosial, bahkan status Whats app dari pegelola Sekolah dan civitas akademi nya mencari banyak formasi guru. Proses pencarian ini tidak hanya menjadi kesempatan untuk para guru “fresh graduate” saja, melainkan juga guru-guru yang sudah berada di sekolah lain. Dan sangat diyakini, sekolah-sekolah swasta besar yang memiliki kemampuan untuk memberi kesejahteraan lebihlah yang akan memenangkan pertandingan ini.

Masalah yang dihadapi belum selesai sampai di sini. Bagaimana kalau kemudian proses pencarian guru pengganti belum didapatkan sampai batas waktu guru yang diterima tersebut harus meninggalkan sekolahnya. Pasti belum akan berbicara tentang kualitas pembelajarannya, tetapi akan kembali pada bagaimana keberlanjutan proses pembelajarannya, dan siapa yang akan dirugikan pasti “siswa” yang sudah dipercayakan di sekolah tersebut.

Untuk itu beberapa usulan konstruktif  disampaikan sebagai bentuk gambaran kegundahan sekolah swasta atas program baik yang digulirkan ini. Semestinya evaluasi cepat dan terkini sudah dilakukan termasuk “riuhnya” dampak dari program ini. Sudah semestinya pula dipikirkan bahwa program ini harus dirumuskan kriteria yang berpihak pada semua pihak sebagai pelaku penyelenggara pendidikan sehingga “kualitas pendidikan” tidak hanya diupayakan dan terjaga untuk sekolah yang menjadi sasaran program ini (sekolah negeri), tetapi termasuk juga dipikirkan untuk bagaimana kualitas pendidikan juga diupayakan dan terjaga di sekolah swasta. Menyetujui dengan yang sudah beberapa diserukan di media sosial saat ini, akan menjadi sangat bijaksana seandainya dirumuskan kebijakan untuk  guru swasta yang diterima dalam program ini, dikembalikan ke sekolahnya untuk melanjukan pengabdian dan mejadi “gate keeper” kualitas pendidikan yang profesional di sekolahnya saat ini. Jika ini dilakukan betapa bijaksana dan berpihaknya program ini terhadap bertumbuh dan berkembangnya pendidikan di Indonesia untuk mewujudkan generasi yang tangguh, berkualitas dan berkarakter.

Meskipun demikian, dengan bergulirnya program ini sekolah swasta pun harus segera menata diri dan menata sistem untuk menjadi tangguh dalam mengantisipasi jika program ini akan secara berkelanjutan dilakukan. Memang tidak bisa dibandingkan secara langsung antara sekolah negeri dan sekolah swasta, terutama dalam hal pemberian penghargaan, tetapi sekolah swasta harus “dipaksa” melakukan perbaikan terkait hal tersebut yang tentu saja harus disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan sekolah. Termasuk juga dalam hal membangun sistem penataan pengembangan kompetensi, profesionalitas, dan jenjang karir guru.

Opini ini ditulis sebagai sebuah komitmen bahwa guru adalah aset dalam sebuah sekolah yang selalu hidup dan menghidupi tumbuh kembangnya sekolah tersebut. Bagaimana eksistensi dan kualitas terbangun di sebuah sekolah akan bertumpu pada peran besar seorang guru sebagai pelaksana keberlangsungan kegiatan belajar mengajar dari hulu sampai ke hilir. Sampai saat ini sangat diyakini bahwa merdeka belajar pasti tidak memerdekakan semuanya.

Sebagai penutup tulisan ini, mari semua yang sudah mendedikasikan karya dan hidupnya di dunia pendidikan untuk tetap memberi warna dan berjuang di setiap lini pengabdian kita dengan segenap hati untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas karena hakekatnya “ kualitas pendidikan adalah kita”. (*)



Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Euforia Guru PPPK Terkikisnya ‘Gate Keeper’ Kualitas Pendidikan di Sekolah Swasta, https://jateng.tribunnews.com/2022/01/12/euforia-guru-pppk-terkikisnya-gate-keeper-kualitas-pendidikan-di-sekolah-swasta.

Nusaputera gandeng Prodi Sistem Informasi UNIKA Soegijapranata rancang e-commerce…

  • January 22, 2022January 22, 2022

Sebagai bentuk komitmen Nusaputera untuk mengedepankan Kewirausahaan di lingkungan sekolah, hari Jumat 21 Januari, tim Kewirausahaan Sekolah Nusaputera melakukan kunjungan ke program studi Sistem Informasi Unika Soegijapranata.
Hadir dalam kunjungan tersebut, Manajer Pendidikan dan Humas Retno Palupi dan Fasilitator Kewirausahaan Peni Indaryanti beserta tim. Sedangkan dari Prodi SI UNIKA diterima langsung oleh Dekan Dr. Bernardinus dan Kaprodi Agus Cahyono, ST, MT beserta jajarannya.

Dalam diskusi tersebut, Nusaputera melalui tim Kewirausahaan dan SMK Nusaputera 1 akan bekerjasama dengan Prodi SI UNIKA dalam memodernisasi Urban Farming, melalui alat deteksi kelembaban tanah dalam perawatan tanaman bunga telang, yang saat ini menjadi ikon Kewirausahaan di Nusaputera. Berbagai produk dari pengolahan bunga telang selama ini telah menjadi hasil kerja siswa-siswa TK-SD Nusaputera sampai dengan Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi.

Untuk itulah, pengembangan platform dan pendampingan aktivitas E-commerce menjadi inti kerjasama Prodi Sistem Informasi dengan Nusaputera. Melalui kerjasama ini, akan ada platform Kewirausahaan digital sebagai media untuk memasarkan produk-produk yg ditawarkan oleh Nusaputera. Kegiatan ini menjadi satu diantara upaya dan kepedulian Sekolah Nusaputera dalam membantu para ortu dan siswa yang mengalami kendala terkait uang sekolah di masa pandemi ini. Produk-produk yang ditawarkan merupakan hasil karya dari ortu dan siswa Nusaputera.

Platform e-commerce yg dikustomisasi oleh mahasiswa-mahasiswa Prodi SI UNIKA dengan pendampingan para dosen, merupakan bentuk implementasi dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Simbiosis mutualisme yg terbangun antara Nusaputera dan Prodi SI UNIKA, diharapkan dapat menjadi sebuah komitmen dlm menumbuhkembangkan jiwa wirausaha yang kekinian, dengan memanfaatkan teknologi di dalamnya.(RnR)

Lomba Produksi Inovasi Dari Bunga Telang dalam rangka HUT…

  • January 14, 2022January 14, 2022

Dalam rangka menyambut HUT ke-64 Sekolah Nasional Nusaputera, panitia perayaan HUT menyelenggarakan beberapa rangkaian kegiatan lomba. Diantara lomba yang diselenggarakan adalah Lomba Produksi Inovasi Dari Bunga Telang yang digelar pada hari Selasa, 4 Januari 2022 yang diiukuti semua jenjang dibawah naungan Sekolah Nasional Nusaputera.
Kegiatan ini sebagai wujud nyata konsistensi Sekolah Nasional Nusaputera dalam mendorong siswa menjadi wirausaha muda. Kegiatan ini juga menjadi ajang unjuk kreativitas para siswa dalam bidang wirausaha. Terbukti produk inovasi yang disajikan dalam kegiatan lomba yang beraneka ragam dan cukup menarik.
Dari kegitan lomba ini diharapkan muncul kreativitas siswa dalam menciptakan produk dalam merintis wirausaha dengan inovasi yang menarik, baik dari segi kemasan maupun kualitas produknya. Adapun produk yang diusung para peserta cukup beragam, dari makanan tradisional hingga makanan yang popular dikehidupan sehari-hari dengan menkombinasikan Bunga Telang sebagai bahan dasarnya.
Seperti pada berita sebelumnya, Sekolah Nasional Nusaputera mengusung Bunga telang sebagai icon kewirausahaan. Bukan hanya itu pelatihan penanaman hingga pengolahan Bunga telang juga sudah dilakukan dengan menggandeng Dinas Pertanian Kota Semarang.
Pada lomba kali ini jenjang TK mengusung produk Puding Lumut dari Bunga telang, jenjang SD dengan tumpeng mini yang berwarna biru dengan pewarnaan dari warna Bunga telang yang diberi nama Tumilang, jenjang SMP dengan produk pudding Ketan yang diberi warna biru warna dari Bunga telang disiram saus susu dan disajikan dengan irisan buah manga yang diberi nama Ketan TeGa, dari jenjang SMA tidak kalah menariknya dengan produk Buterfly Pea Ice Cream, dari jenjang SMK 1 menyajikan Floryn Waffel dari jenjang SMK Nusaputera 2 mengusung kue Cookis, dari jenjang Stifera menampilkan surabi dari Bunga telang. Dari jenjang umum menyajikan Hazelnut Clitea Balls.
Dari banyaknya produk yang disajikan menunjukan kreativitas dari para peserta lomba cukup tinggi dan sangat menjanjikan untuk dikembangkan menjadi bidang unggulan kewirausahaan di Sekolah Nusaputera.
Pemenang lomba kegiatan ini rencananya akan diumumkan secara langsung di puncah acara HUT ke 64 Sekolah Nasional Nusaputera pada tanggal 13 Januari 2022. (eko)

Nusaputera Luncurkan Gerakan Kewirausahaan Urban Farming untuk Cegah Putus…

  • January 7, 2022January 7, 2022

Pandemi Covid-19 dalam 2 tahun ini menyebabkan banyak orangtua yang mengalami kesulitan finansial dalam sekolah anak-anaknya, terutama di sekolah dasar dan menengah.

Untuk itu, Sekolah Nasional Nusaputera di usianya yang ke-64 meluncurkan Gerakan Kewirausahaan Urban Farming untuk mendorong dan membangkitkan ekonomi para orangtua akibat terdampak pandemi Covid-19.

Sebagai salah satu visinya menghasilkan lulusan berkualitas dengan jiwa wirausaha yg berwawasan global dan berlandaskan budi pekerti yg luhur, Nusaputera merasa harus mendorong anak-anak bangsa jangan sampai putus sekolah namun juga sekaligus bertanggungjawab dengan masa depannya melalui usaha-usaha yang diinisasi oleh Nusaputera, agar dapat menjadi wirausahawan-wirausahawan muda yg berwawasan global sekaligus berkarakter.

Melalui berbagai kegiatan yg diselenggarakan dalam rangkaian perayaan HUT Nsp ke 64, nuansa kewirausahaan tampak begitu kental.
Diawali dengan menanam tanaman bunga telang oleh siswa-siswi TK dan berbagai tanaman sayuran oleh siswa-siswi SD Nusaputera, sekaligus sebagai awal gerakan kewausahaan Urban Farming di Nusaputera bersama Dinas Pertanian Kota Semarang. Tidak hanya pada budidaya bunga telang, Dinas Pertanian juga memberikan pelatihan olahan produk pangan berbasis bunga telang kepada para siswa, guru dan karyawan yg telah terselenggara beberapa waktu sebelumnya.


Puncak kegiatannya mengangkat Butterfly Pea Flower atau yg dikenal dg nama latin Clitoria Ternatea ini, Nusaputera menggelar lomba Inovasi produk kreatif dari bunga telang yg diikuti oleh seluruh elemen di Nusaputera mulai dr siswa, guru dan karyawan dari jenjang TK hingga Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi.
Berbagai produk yg dihasilkan dengan bahan dasar bunga telang disajikan oleh peserta lomba, mulai dari puding, tumpeng, ice cream hingga biskuit.
Dari hulu hingga hilir, begitu konsep kewirausahaan yg diusung Nusaputera.
Mulai dari urban farming menanam bunga telang yg digawangi oleh jenjang TK dan SD kelas kecil, berlanjut membuat produk kreatif berbasis bunga telang mulai dari jenjang SD kelas besar hingga Perguruan Tinggi.
Bantuan beberapa tanaman dari Dinas Pertanian, seperti cabe, terong, okra, kencur dan bunga cilosea, menjadi support kegiatan kewirausahaan Urban Farming di Sekolah Nusaputera.
Selain merintis urban farming, dan mengelola produk berbasis bunga telang sebagai icon Kewirausahaan di Nusaputera, saat ini Nusaputera juga menjalin kerjasama dengan Prodi Sistem Informasi UNIKA dalam membangun e-commerce Nusaputera, sebagai media untuk mempromosikan produk-produk yg dihasilkan oleh Nusaputera.
Kerjasama ini akan melengkapi seluruh kegiatan KWU yg menjadi unggulan di Nusaputera. Diharapkan seiring dengan berjalannya waktu, kewirausahaan Nusaputera akan semakin berkembang, menjadi marketplace Nsp sebagai wahana dalam mengasah ketrampilan kewirausahaan para siswa.
Sehingga cita-cita untuk mendorong anak bangsa jangan sampai putus sekolah dapat berhasil.

Para Ibu Hebat di Sekolah Nasional Nusaputera, Perempuan Indonesia…

  • December 22, 2021December 22, 2021

Seperti yang termuat dalam panduan PHI ke 93 dari kementrian P3A, disampaikan bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2020), jumlah penduduk perempuan sebanyak 133,54 juta orang atau 49,42 persen dari jumlah penduduk Indonesia.

Angka ini jelas menunjukkan bahwa jumlah perempuan dan laki-laki tidak jauh berbeda, namun tingkat kesenjangan gender di Indonesia masih cukup tinggi serta perempuan berhak untuk mendapatkan akses dan kesempatan yang sama dengan laki-laki dalam berbagai bidang terutama pembangunan.

Dari data yang disampaikan diatas ternyata tidak berlaku di Sekolah Nasional Nusaputera. Dimana perempuan diberikaan kesempatan yang sama dengan laki-laki. Hal ini dapat dilihat dari kiprah perempuan yang mengisi posisi penting di Sekolah Nusaputera. Dalam menyambut hari ibu yang ke-93, dalam tulisan ini akan dikupas beberapa perempuan hebat yang berkiprah di Sekolah Nasional Nusaputera.

Peringatan Hari Ibu di Indonesia bukanlah Mother’s Day

Seperti disampaikan oleh Ibu Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Ibu I Gusti Ayu Bintang Darmawati, dalam sambutan Peringatan Hari Ibu ke-93 beliau menyampaikan “Hari Ibu yang diperingati setiap tanggal 22 Desember merupakan bentuk pengakuan serta penghargaan atas perjuangan perempuan Indonesia dari masa ke masa. Tanggal ini dipilih untuk menghormati Kongres Perempuan I di Yogyakarta pada tahun 1928 yang merupakan awal bangkitnya gerakan perempuan Indonesia. Maka dari itu, Peringatan Hari Ibu di Indonesia bukanlah Mother’s Day, melainkan momentum untuk mendorong perempuan Indonesia menjadi perempuan yang berdaya dan setara kedudukannya”.

Dari pernyatan beliau kita sadar memang ada perubahan makna yang sejatinya akan arti Peringatan Hari Ibu (PHI) dikalangan genersi milenial sekarang. Makna yang lebih dalam lagi sudah tergeserkan dengan sekedar memberikan ucapan dan hadiah saja. Bahkan kita sendiri tidak tahu persis bagaimana sebetulnya awal diadakanya Peringatan Hari Ibu di Indonesia.

Memberikan pemahaman akan sejarah PHI di Indonesia merupakan salah satu jalan untuk meluruskan kembali makna peringatan PHI yang memang berbeda dengan Mother’s Day. Berikut adalah sedikit sejarah PHI di Indonesia yang akan membuka pemahaman tentang peringatan Hari Ibu seperti yang dimuat suara.com.

Sumber :https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/d7/Conggres_aisiyah.jpg

Sejarah Hari Ibu tidak terlepas dari Kongres Perempuan Indonesia. Penetapan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu merupakan hasil dari Kongres Perempuan Indonesia I yang digelar pada 22-25 Desember 1928. Kongres tersebut dilaksanakan beberapa pekan usai Kongres Pemuda II dihelat.

Kongres ini diselenggarakan di Ndalem Joyodipuran, Yogyakarta. Dalam kegiatan tersebut diikuti oleh sebanyak 600 perempuan dari puluhan perhimpunan wanita. Bahkan 600 perempuan ini memiliki latar belakang, suku, agama, budaya, usia dan pekerjaan yang beragam.

Beberapa perhimpunan perempuan yang turut andil dalam kongres terseut ialah Wanita Oetomo, Poetri Indonesia, Wanita Katolik, Aisyiyah, Wanita Moeljo dan lainnya. Tak hanya para perempuan saja, para pemuda dari berbagai organisasi juga turut hadir dalam perhelatan bersejarah tersebut

Dua tahun usai kongres perempuan pertama digelar, para perempuan di Indonesia menyatakan gerakan wanita sebagai bagian pergerakan nasional. Hal ini menjelaskan bahwa perempuan wajib ikut serta dalam memperjuangkan dan mempertahankan nusa dan bangsa.

Hingga akhirnya, di hari pertama Kongres Perempuan I digelar yakni pada tanggal 22 Desember 1929 dijadikan acuan bagi pemerintah RI untuk menetapkannya sebagai Hari Ibu.  Selanjutnya, Hari Ibu Nasionaal ini diresmikan oleh Presiden Soekarno dalam Dekrit Presiden RI no 316 tahun 1953.

Para Ibu Hebat di Sekolah Nasional Nusaputera,

Seperti yang disampaikan diawal bahwa besarnya jumlah perempuan di Indonesia yang hampir mencapai 49,42 persen dari jumlah penduduk Indonesia, tetapi kesenjangan gender antara perempuan dan laki-laki sangatlah besar. Akan tetapi hal tersebut sepertinya tidak berlaku di Sekolah Nasional Nusaputera karena kesempatan yang sama diberikan kepada perempuan atau laki-laki.

Berikut adalah para Ibu hebat yang menempati posisi strategis di lingkungan Sekolah Nasional Nusaputera.

  1. Yuliana Poniyati, S.Pd.

Beliau dipercaya memimpin jenjang PG/TK Nusaputera. Selain Play Grup dan Taman Kanak-kanak sudah lebih dari dua tahun dibuka pula program Daycare bagi anak usia balita.

Dengan mengembangkan pembelajaran STEAM menjadikan PGTK Nusaputera unggul dalam memberikan pengalaman baru bagi siswanya dan mempersiapkan siswa PGTK untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya lebih percaya diri

2. Partiwi, S.Pd.

Dengan slogan Menyenangkan, Profesional, Berkarakter, Hebat dibawah kepemimpinannya SMP Nusaputera berkembang menuju sekolah yang menerapkan kemajuan IT dalam pembelajaran, salah satunya dengan mengadopsi metode pembelajaran Hybrid Learning. Selain itu Pengembangan kewirausahaan bagi siswa SMP Nusaputera juga menjadikan keunggulan tersendiri.

Penguatan karakter juga tidak kalah penting bagi para siswanya. Didukung dengan guru professional sesuai bidangnya memberikan pembelajaran yang menyenangkan sehingga diharapkan menghasilkan lulusan yang hebat dan berkarakter.

3. Nining Tri Palupi, S.Pd., M.Pd.

IT is Us, itu adalah slogan yang dibawanya dalam memimpin SMK Nusaputera 1. Diawali dengan jurusan Teknik Komputer Jaringan sekarang SMK Nusaputera 1 telah membuka jurusan Multi Media.

Walaupun tergolongan masih baru, Jurusan Multi Media SMK Nusaputera 1 mendapatkan kepercayaan dari Pusdatin Kemendikbud dengan  terpilih menjadi salah satu sekolah di Indonesia yang mengembangkan media pembelajaran untuk mengisi konten rumah belajar kemendikbud.

4. Linda Susilawati, S.Pd.

Tidaklah salah jika SMK Nusaputera 2 memiliki slogan Quality in me, hal ini terbukti dengan banyaknya prestasi yang telah diraih lembaga yang dipimpinnya.

Kepercayaan dari dunia industri juga cukup membanggakan. Beberapa Industri farmasi melakukan rekruitmen langsung bagi siswa-siswa SMK Nusaputera 2 langsung di sekolah yang dilakukan bahkan saat siswa-siswa masih duduk dikelas 12.

Dibawah kepemimpinannya SMK Nusaputera 2 kini telah meiliki tiga jurusan yaitu Farmasi, Farmasi Industri dan yang terbaru adalah jurusan Perhotelan.

5. Dra. Retno Palupi W., M.M.

Ibu hebat satu ini dipercaya menjabat posisi yang sangat strategis di Sekolah Nasional Nusaptera tepatnya beliau menjabat sebagai Manager Pendidikan.

Dibawah arahannya Sekolah Nasional Nusaputera memikiki Unique Selling Proposition (USP) kewirausahaan dengan mata pelajaran Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin, Matematika dan IT sebagai mata pelajaran.unggulan.

6. Yolanda Dipa, S.E.

Ibu hebat yang satu ini diberi kepercayaan oleh Sekolah Nasional Nusaputera untuk mengelola keuangan, beliau menjabat sebagai manager keuangan.

Dibawah tangan dinginya, merombak model pembayaran dari setor tunai di kasir menjadi system online.

Dengan menggandeng beberapa bank pemerintah, menjadikan system pembayaran baik gaji guru dan karyawan maupun uang sekolah siswa dapat dilakukan secara online. Hal ini mempermudah dan lebih efesien bagi semuanya.

7. A. Ratna Wulandari, S.E., M.Si.

Tidak kalah hebatnya dengan ibu yang lain, Ibu ini diberikan kepercayaan utnuk menempati posisi strategis lainya yaitu Manager SDM di Sekolah Nasional Nusaputera.

Dengan semangat bahwa Guru dan Karyawan di Sekolah Nusaputera adalah asset penting dalam dunia Pendidikan maka pengembangan SDM khususnya guru menjadi salah satu agenda prioritas yang terus di tingkatkan.

Melalui berbagai kegiatan pelatihan seperti kegiatan in house training secara berkala dan pemberian penghargaan bagi guru dan karyawan berprestasi menjadikan SDM di Sekolah Nasional Nusaputera menjadi SDM unggul yang siap bersaing dengan sekolah lain.

Melalui momentum Peringatan Hari Ibu yang ke-93 ini para perempuan hendaklah menyingkirkan jauh-jauh pandangan rendah terhadap diri sendiri, jadilah perempuan hebat dan berdaya bagi diri sendiri, keluarga dan linkungan. Karena pada dasarnya penghargaan terhadap perempuan akan timbul jika para perempuan juga menghargai diri sendiri

Dengan meningkatkan intelektualitasnya bukan sekedar tampang dan tampilannya yang cenderung akan mengarah pada eksploitasi dari pihak lain. Diharapkan para perempuan akan semakin berdaya dan nyata perannya.

Selamat memperingati Hari Ibu yang ke-93, kobarkan semangatmu wahai para perempuan Indonesia menjadi perempuan-perempuan yang berdaya untuk bersama-sama mengantarkan Indonesia maju.

Penulis : Eko Budi Hendiko, S.Si.

Sumber :

  1. https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/d7/Conggres_aisiyah.jpg
  2. https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/29/2994/hari-ibu-bukan-mother-s-day-saatnya-generasi-milenial-memaknai-dengan-aksi-nyata
  3. https://www.suara.com/news/2021/12/01/130224/sejarah-hari-ibu-22-desember-di-indonesia
  4. https://beritadiy.pikiran-rakyat.com/citizen/pr-703285115/link-download-logo-hari-ibu-png-22-desember-2021-ini-kumpulan-tema-peringatan-hari-ibu-yang-diperingati-besok?page=2
  5. Panduan Pelaksanaan Peringatan Hari Ibu ke-93 Tahun 2021, Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlinduaangan Anak Republik Indonesia.

Makna Dari Peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN)

  • December 20, 2021December 20, 2021

Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional memiliki nilai tersendiri bagi seluruh siswa di Sekolah Nasional Nusaputera, karena sebagai Sekolah Nasional yang terdiri dari berbagai suku dan etnis nilai solidaritas diharapkan tertanam pada setiap diri siswa di Sekolah Nasional Nusaputera.

Menanamkan nilai-nilai peduli, berbagi dan toleransi antar sesama menjadi bagian dari karakter yang dimiliki oleh siswa-siswa di Sekolah Nasional Nusaputera yang diharapkaan mengkristal menjadi karakter yang terus berkembang.

Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) diperingati setiap tahun pada tanggal 20 Desember. Hari peringatan ini dipelopori sejak 1949, ketika Kementerian Sosial NKRI sadar akan perlunya pemulihan kehidupan sosial pasca Agresi Militer Belanda II (1948).seperti yang di muat dalam tirto.id.

Saat pertama kali didengungkan, HKSN dikenal dengan sebutan Hari Sosial, yang diperingati pada 20 Desember 1958. Kemudian mulai 1976 berubah nama menjadi Hari Kebaktian Sosial. Dan terakhir, berubah menjadi Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional pada 20 Desember 1983.

Berdasar laman resmi Kementerian Sosial RI, tema yang diusung untuk peringatan HKSN tahun 2021 adalah “Perkokoh Solidaritas Indonesia Sejahtera”. Penetapan kalimat tersebut tentu memiliki tujuan dan maksud tersendiri.

Dewasa ini wabah dan pandemi yang diakibatkan oleh virus Covid-19 turut mempengaruhi berbagai aspek kehidupan di Indonesia. Situasi ini tidak boleh dijadikan alasan akan hilang atau lunturnya rasa kesetiakawanan sosial, tapi justru harus menjadi pemicu kian tebalnya kepedulian dan rasa berbagi untuk sesama.

Sumber : https://kemensos.go.id/uploads/topics/16379084097196.jpg

Berdasar laman resmi Kementerian Sosial RI , Makna HKSN sangat penting untuk diwujudkan agar bisa melekat pada kehidupan bermasyarakat saat ini. Wujud dari makna Hari Kesetiakawanan Sosial itu sendiri diantaranya:

  1. Mewujudkan masyarakat yang saling peduli, berbagi dan toleransi antar sesama
  2. Menyadarkan masyarakat akan pentingnya peduli antar sesama khususnya bagi mereka yang mengalami kesulitan atau pada Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
  3. Memperkuat kembali nilai-nilai dan budaya yang menjadi jati diri bangsa seperti budaya tolong menolong, pertemuan sosial, budaya gotong royong, dan kesewadayaan sosial,
  4. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan penyelenggaraan kesejahteraan sosial
  5. Menumbuhkan kesadaran dan memperkuat rasa empati kepada masyarakat yang merupakan kategori PMKS sperti anak terlantar, lansia terlantar, penyandang disabilitas, fakir miskin, anak putus sekolah, dan sebagainya.
  6. Memperkuat potensi sumber kesejahteraan sosial (PSKS) dan stakhoder dari unsur masyarakat disekita lokasi sebagai pelopor penggerak masyarakat dalam penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial.
  7. Menumbuhkan kesadaran Dunia Usaha dan instansi/lembaga pemerntah maupun swasta untuk terlibat dan berkontribusi dalam membantu terselenggaranya kesejahteraan sosial bagi masyarakaat

Penulis : Eko Budi Hendiko, S.Si.

Sumber :

https://puspensos.kemensos.go.id/makna-dari-peringatan-hari-kesetiakawanan-sosial-nasionalhksn

https://kemensos.go.id/logo-dan-panduan-visual-hari-kesetiakawanan-sosial-nasional-hksn-tahun-2021

https://tirto.id/sejarah-dan-tema-hari-kesetiakawanan-sosial-nasional-20-des-2021-gmpa

Bunga Telang Icon Kewirausahaan di Nusaputera

  • December 15, 2021December 15, 2021

Dalam rangka menguatkan kewirausahaan sebagai penciri yg diusung oleh Sekolah Nasional Nusaputera Semarang, hari Senin tgl 13 Desember 2021, bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kota Semarang, menyelenggarakan pelatihan budidaya dan pengolahan pangan dengan bahan dasar bunga Telang.
Kegiatan ini diikuti oleh para siswa, mahasiswa, guru dan karyawan Sekolah Nusaputera.
Bunga telang merupakan icon Kewirausahaan yang diangkat oleh Sekolah Nusaputera dalam menumbuhkembangkan jiwa wirausaha bagi para siswa dan mahasiswanya. Dari mulai jenjang TK dan SD, siswa sudah terbiasa menanam dan membudidayakan bunga telang. Dilanjutkan di tingkat SMP hingga Perguruan Tinggi, memproduksi bahan pangan dari bunga telang, seperti puding, stik, bolu, minuman segar hingga teh bunga telang.
Sekolah Nusaputera selain mengusung Kewirausahaan, juga mengedepankan 4 pilar berbasis karakter dalam meningkatkan kualitas pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan global. Empat pilar tersebut terdiri dari Bahasa Mandarin, bahasa Inggris, Teknologi Informasi, dan Matematika, yang diberikan kepada seluruh siswa sejak TK hingga Perguruan Tinggi. Khusus bahasa Mandarin, yayasan Nusaputera memiliki perhatian yang istimewa untuk terus mengembangkan. Bukan hanya bahasa Mandarin, tetapi siswa juga Art and Culture bernuansa Mandarin di dalam pembelajaran. Berbagai kegiatan bernuansa Mandarin menjadi kegiatan pendukung, seperti perayaan festival kue bulan, Di Zi Qui, dan Imlek. Siswa juga dilibatkan dalam mendesain kegiatan perayaan.
Selain itu, Yayasan juga memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mendapatkan beasiswa studi lanjut ke Perguruan Tinggi di Tiongkok dan mendapatkan kesempatan menjadi guru pembelajaran Mandarin di sekolah Nusaputera.

Posts navigation

1 2 3 4

Galeri

 

 

Copyright © Pradipta Avin Rizky S.Kom
Theme by Colorlib Powered by WordPress
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube
  • #
  • #
  • #
  • #
  • #
  • #
  • #
  • #
  • #
  • #
  • #
  • #
  • #
  • #
  • #
  • #
  • #
  • #
  • #
  • #
  • #
  • Religiusitas Wujud Toleransi Antar Agama di Nusaputera
  • Lowongan Kerja